- Klasifikasi Tanaman Lada :
- Divisio : Spermatophyta
- Sub Divisio : Angiospermae
- Class : Dicotyledoneae
- Ordo : Piperales
- Family : Piperaceae
- Genus : Piper
- Species : Piper nigrum
Daerah penghasil lada terbesar di Indonesia
adalah:
• Lampung untuk lada hitam
• Bangka untuk lada putih
Manfaat Lada :
• Bahan campuran bumbu masak
• Bahan campuran obat obatan
• Bahan pembuat minuan kesehatan
• Bahan pembuat parfum
MORFOLOGI
1. Akar
→ Perakaran lada termasuk dangkal ═ 30-60 cm, terdiri dari akar utama, akar cabang dan rambut akar
→ Pada setiap buku terdapat akar lekat atau akar panjat
2. Batang
→ Stolon (batang primer)
- Berbentuk agak pipih, beruas dan cepat berkayu.
- Pada buku tumbuh sehelai daun dan satu kuncup yang berhadapan
→ Dahan
- Cabang yang keluar dari batang primer, tumbuh vertikal ke atas,
dan tidak punya akar lekat
- Pada buku terdapat 1 helai daun yang berhadapan dengan kuncup bakal cabang buah/plagiotrop
→ Cabang orthotrop
- Cabang yang keluar dari batang primer, bentuknya bulat, beruas, tumbuh memanjat ke atas
- Pada buku terdapat sehelai daun yang berhadapan dengan tunas plagiotrop, terdapat akar lekat.
- Cabang yang tidak melekat pada tajar dan menggantung ke bawah disebut sulur gantung
- Cabang yang tumbuh diatas permukaan tanah disebut sulur tanah
→ Cabang plagiotrop / cabang buah
- Tumbuh dari stolon, dahan maupun orthotrop
- Jumlahnya banyak, rantingnya pendek dan agak kecil, tidak punya akar lekat
- Pada setiap buku tumbuh sehelai daun yang berhadapan dengan kuncup bunga
3. Daun
→ Berdaun tunggal
→ Bentuk daun bulat telur, ujung daun meruncing, permukaan atas hijau tua mengkilap, dan sebelah bawah hijau pucat tidak mengkilap
• Bunga
→ Bunga hermaprodit
→ Tersusun dalam malai --- ± 150 bunga per malai
→ Pertumbuhan malai dimulai dari bagian pucuk cabang plagiotrop baru kemudian bagian pangkal
cabang
→ Bunga hermaprodit
→ Tersusun dalam malai --- ± 150 bunga per malai
→ Pertumbuhan malai dimulai dari bagian pucuk cabang plagiotrop baru kemudian bagian pangkal
cabang
5. Buah
→ Bulat, berbiji keras, berkulit lunak, tidak ada tangkai buah
→ Rata rata berat buah 3-8,5 g tergantung pada varietas
JENIS / VARIETAS LADA
• Varietas Lampung
→ Korinci (bulok putih), Jambi (bulok hitam) dan Belantung
• Varietas Bangka
→ Muntok dan Lampong
3. Varietas Unggul
→ dikeluarkan oleh Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat Bogor pada tahun 2002.
→ Varietas ini merupakan seleksi dari plasma nutfah (bukan hasil hibridisasi)
→ Tergolong unggul karena memenuhi
kriteria :
- bunga pada malai rapat
- berbuah teratur sepanjang tahun
- % buah jadi tinggi
- pemasakan buah serentak
- biji besar dan kadar minyak tinggi.
→ Petaling 1 dan 2, Natar 1 dan 2, Lampung daun kecil, Chunuk dan Bengkayang.
SYARAT TUMBUH
→ Curah hujan
2000 – 5000 mm/th, optimal 2300 mm/th Perlu bulan kering untuk pembentukan
bunga dan pemasakan buah
→ Suhu
20 -35ºC, optimal 24 -32ºC
→ Kelembaban 60 -90%
→ Ketinggian tempat
0 – 600 m dpl, optimal < 90 m dpl
→ Tanah
Muka air tanah dalam (tidak tahan penggenangan), bertekstur ringan dan gembur, pH 5,5 – 6, BO tinggi
TEKNIK BUDIDAYA
• Pembibitan
• Generatif (biji)
→ Jarang dilakukan karena:
- tidak sama dengan induknya
- bercabang setelah tinggi 1-1,5 m
- berbuah umur ± 7 tahun
- umur produksi rendah
→ Hanya digunakan untuk keperluan:
- batang bawah
- hibridisasi untuk mendapatkan varietas baru
→ Teknik pelaksanaan :
- biji masak fisiologis
- dari pohon yang sehat, produksi tinggi, umur 3 – 4 tahun
- kulit biji dikupas dan dikering- anginkan
- rendam benih dengan H2SO4 selama ± 2 menit, kemudian benih disemai
- setelah 4 minggu, benih berkecambah, dan ± 1 bln berikutnya pindah ke polibek
- bibit pindah ke lapangan bila sudah berdaun 6 dengan tinggi ± 20 cm
b. Vegetatip
1. Penyambungan
→ Teknik penyambungan yang biasa digunakan pada perbanyakan lada adalah sambung celah dan
sambung miring
→ Batang bawah berasal dari biji dan batang atas dari jenis / varietas yang diinginkan berumur 1 -2 thn
2. Okulasi
→ bibit lada A (batang atas) dan B (batang bawah) ditanam berdekatan (± 5 cm)
→ masing masing pada ruas kedua disayat, tempelkan dan ikat
→ ± 1 bulan entris pada bibit A tumbuh
→ pisahkan kedua bibit tadi dengan memotong/membuang batang bawah bibit A
• Setek Lada Panjat
→ bahan setek berasal dari stolon, cabangorthotrop,sulur gantung dan sulur tanah
→ umur tanaman induk 1 -2 tahun
→ untuk setek panjang, terdiri dari 5 -7 ruas dan untuk setek pendek, terdiri dari 1 -4 ruas
→ masa pembibitan setek ± 3 - 5 bulan, setelah itu pindahkan ke lapangan
4. Setek Lada Perdu
→ bahan setek berasal dari cabang buah primer maupun skunder
→ karena bahan tanaman tidak punya akar lekat maka pertumbuhan akar setek agak lama dibanding dengan setek lada panjat
→ setek cabang bertapak, menggunakan cabang buah, berdaun 3 -4 helai, mengikutkan 1 buku yang mempunyai akar lekat
→ setek cabang buah, menggunakan cabang buah, berdaun 1 – 4 helai, tidak mengikut sertakan buku yang punya akar lekat
→ pendederan berlangsung 6-8 minggu
→ pindahkan ke polibek selama 4-7 bulan, setelah itu baru pindah ke lapangan
→ Kelebihan dari lada perdu adalah:
a. Tanaman berbentuk perdu sehingga tidak perlu tajar
b. Jarak tanam lebih rapat sehingga populasi/ha lebih banyak
c. Lebih cepat berbuah
d. Pemeliharaan dan panen lebih mudah
2. Penanaman
a. Jarak tanam
→ untuk lada panjat: 2,5 X 2,5 m (tajar hidup) dan 2 X 2 m (tajar mati)
→ untuk lada perdu: 1 X 1 m
b. Penggunaan tajar
→ Tajar hidup: pohon berakar kuat dan dalam, tahan pemangkasan, ditanam cukup lama sebelum lada,
golongan leguminosae (petai cina, gamal, dadap)
→ Tajar mati: kayu keras dan kuat, ditanam disamping lubang tanam ± 20 cm dengan tinggi ± 2 m untuk tajar sementara. Setelah lada bermur 1 – 2 tahun, dibuat tajar permanen ± 50 cm dari lubang tanam dengan tinggi 3-4 m
c. Membuat lubang tanam
→ Karena lada tidak tahan terhadap penggenangan, maka pembuatan lubang tanam harus diatas bedengan
→ Ukuran lubang tanam 40x40x30cm
d. Penanaman
→ Setek panjang langsung di tanam di lapangan, 4 ruas di dalam tanah dan 3 ruas di atas permukaan tanah.
→ Penanaman miring 45º untuk ruas yang berada di dalam tanah, sedangkan ruas yang di atas tanah
menempel pada tajar
→ Untuk setek pendek dan setek lada perdu, dibibitkan dalam polibek, maka pemindahannya dengan cara putaran. Sewaktu memadatkan tanah, dibuat gundukan agar bila musim hujan akar tidak tergenang
→ Penanaman sebaiknya pada awal musim hujan.
3. Pemeliharaan
a. Penyulaman
b. Merendog
→ hanya dilakukan pada bibit yang berasal dari cabang orthotrop (baru keluar cabang setelah tinggi
tanaman 1 – 1,5 m / 8 – 12 bulan.
→ ± 25 cm dari batang dibuat larikan/lubang mengelilingi batang dengan kedalaman ± 30 cm
→ Selanjutnya batang dilepas dari tajar, dan ditanam melingkar pada larikan atau lubang tadi dengan menyisakan 2 ruas di atas permukaan tanah dan diikatkan di tajar
→ Dari buku buku yang berada didalam tanah akan muncul cabang cabang baru
→ Selanjutnya pilih 3 cabang yang terbaik dan ikat pada tajar
c. Pengikatan pada tajar
1 bulan setelah tanam, bibit yang berasal dari stolon akan tumbuh tunas cabang, sampai panjang cabang
±20cm belum tumbuh akar lekat sehingga perlu dilakukan pengikatan pada tajar
d. Pemangkasan cabang
→ Setelah merendog akan terdapat 3 cabang pada tajar
→ Untuk mempercepat keluarnya cabang, 3 cabang tadi dipangkas sampai tinggal ± 30 cm
→ Selanjutnya akan tumbuh cabang cabang baru
→ pilih 12 cabang terbaik dan ikatkan pada tajar (dalam 1 tajar dipertahankan hanya 12 cabang yang melekat pada tajar)
→ sampai ketinggian maksimal (± 4m), biasanya dilakukan 7 – 8 kali pemangkasan
→ ± 20 cm diatas permukaan tanah, batang harus bersih dari cabang, demikian juga pada ujung tajar
e. Pemangkasan bunga
→ tahun ke 2, semua bunga yang muncul dibuang
→ tahun ke 3, 2/3 bunga dibuang (jika tidak, umur produksi 10 – 15 tahun)
→ tahun ke 4, 1/3 bunga dibuang (jika tidak, umur produksi 15 – 20 tahun)
→ tahun ke 5, semua bunga dibiarkan tumbuh dan berkembang menjadi buah,maka umur produksi
bisa 20-25 tahun
f. Pemupukan
g. Pengendalian hama dan penyakit
Perlu dilakukan proteksi dan pemberantasan bila sudah terserang
4. Panen
→ proses pembentukan malai sampai menjadi buah 9-10 bulan
→ panen untuk lada hitam 6-7 bulan
→ panen untuk lada putih 8-9 bulan